SOLO (SURAKARTA)
Assalamualaikum sobat Travi,.apa kabar dan salam sejahtera juga buat pecinta travelling nih...waduuh di kesempatan kali saya coba mengulas sedikit tentang kota yang beken juga di Jawa tengah yaitu kota Solo alias Surakarta..
Sekilas dari tempat saya berdiri saat ini dibawah nama papan jalan Slamet Riyadi ternyata dulu pada Tahun 1998, Tepatnya di tanggal 14-15 Mei 1998. Di jalan ini pernah juga terjadi Chaos atau ketakutan yang luar biasa yang menimpa pengusaha dan pemilik toko usaha di sepanjang jalan Slamet Riyadi.
Penyebabnya adalah Kerusuhan yang terjadi di masa Orde baru yang terjadi di Ibukota Jakarta ternyata merembet hampir keseluruh pelosok Indonesia termasuk di kota Solo. Pada saat itu toko-toko,pusat perbelanjaan,bank sampai kendaraan yang berada di sepanjang jalan ini hangus di bakar massa dan berlanjut ke hampir seluruh pusat ekonomi di seluruh wilayah kota Solo, yang dimana banyak terjadi tindak anarkis serta penjarahan dimana mana..
Namun ternyata kota yang satu ini juga punya sejarah lainya sobat Travi..
Sebagian dari kita ada yang pada bingung kan, sebetulnya kota Solo ini sama atau beda sih dengan kota Surakarta? Yuk sebelum kita mengenal lebih jauh kota ini sama-sama kita simak sedikit sejarahnya..
SEJARAH KOTA SOLO
Pertama sebelum nama Solo atau Surakarta itu ada tentu kita harus tahu bahwa sebagian kota di Jawa dulunya adalah sebuah Kerajaan besar yang di pimpin suatu Kesultanan.Nah tidak terkecuali dengan beberapa kota besar di Provinsi Jawa Tengah dulunya.seperti halnya Yogyakarta yang mempunyai otonomi daerah sendiri yang disebut Daerah Istimewa yang mempunyai alur pemerintahanya sendiri.
Dulupun Surakarta yang juga disebut kota Solo atau Sala sekarang adalah pewaris dari Kerajaan Mataram yang terpecah akibat adanya pemberontakan pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwono II.
jadi pada saat pemerintahan Sultan Pakubuwono II pada tahun 1742 ada suatu pemberontakan terhadap pemerintah yang terkenal dengan nama pemberontakan Sunan Kuning (Geger Pacinan).
Namun berkat bantuan dari VOC pada saat itu yang berpihak pada Sultan Pakubuwono II akhirnya keraton kertasura dapat direbut kembali.Tapi karena perjanjian dengan VOC bila sudah memenangi pertempuran maka sebagian wilayah di Mataram akan dijadikan imbalan untuk VOC.
Untuk itu Sultan Pakubuwono II memerintahakan untuk mencari lokasi baru untuk dijadikan suatu Keraton yang baru. Maka akhirnya pada tahun 1745 ditemukanlah suatu desa yang bernama desa Sala yang tepatnya berada di tepian sungai bengawan Solo yang dijadikan Keraton baru dengan nama Surakarta kebalikan dari nama Keraton terdahulu yaitu Kartasura.
Kata Sura sendiri dalam bahasa Jawa artinya "Keberanian" , dan kata Karta adalah "Sempurna/Penuh"
Dan itulah sekilas cikal bakal terbentuknya nama kota Solo.
Jadi kesimpulanya adalah jika pemerintahanya itu dinamakan Surakarta, namun kotanya sendiri disebut kota Solo. jadi sah-sah saja kita menyebutnya Solo atau Surakarta.
TRANSPORTASI KE SOLO
TERMINAL BUS : besar kota ini bernama Terminal Tirtonadi
yang beroperasi 24 jam karena merupakan jalur antara yang menghubungkan
angkutan bus dari Jawa Timur (terutama Surabaya dan Banyuwangi) dan Jawa Barat
(Bandung). Selain Tirtonadi, terdapat pula dua terminal untuk angkutan lokal:
Terminal Harjodaksino di sisi selatan kota (dulu merupakan terminal bus
antarkota) dan Terminal Tipes di sisi barat kota. Selain itu, dua terminal
penunjang terdapat pula di sekitar kota namun berada di luar pengelolaan
pemerintah kota, yaitu Terminal Kartasura di barat, yang terhubung ke Jakarta
dan Surabaya, dan Terminal Palur di timur kota.
Selain itu pada tahun 2010 diluncurkan angkutan umum
massal bus Batik Solo Trans dengan satu rute.
STASIUN KERETA API : utama bernama Stasiun Solo Balapan
yang merupakan salah satu stasiun besar tertua di Indonesia (dibangun 1873)
yang menghubungkan Yogyakarta (barat), Semarang (utara), dan Surabaya (timur),
dan terletak berdekatan dengan terminal bus Tirtonadi, suatu hal yang jarang
dijumpai di Indonesia. Hubungan perjalanan dari setasiun ini cukup baik,
mencakup semua kota besar di Jawa secara langsung dan hampir dalam semua kelas.Kereta api ekspres yang melalui Solo antara lain: Argo Lawu, Argo Dwipangga, Bima dan Gajayana (dari/ke Jakarta, dengan AC), Argo Wilis dan Lodaya (dari/ke Bandung), Argo Wilis dan Sancaka (dari/ke Surabaya). Kereta bisnis malam Senja Utama Solo juga melayani transportasi dari/ke Jakarta.
Di Kota Surakarta juga terdapat tiga stasiun kereta api lain.
Stasiun Solo
Jebres dipakai sebagai stasiun perhentian untuk kereta-kereta api kelas ekonomi
atau kereta
Stasiun Solo Jebres |
Selain itu transportasi Solo juga memiliki keunikan
tersendiri karena merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki rel
kereta api yang paralel dengan jalan raya, tepatnya di sepanjang jalan protokol
Slamet Riyadi. Di jalur ini terdapat rel Kereta api Feeder Wonogiri yang saat
ini dialihfungsikan sebagai kereta api wisata Sepur Kluthuk Jaladara yang
berhenti di Loji Gandrung (kantor wali kota Solo) dan Kampung Batik Kauman.
Bandar
udara internasional Adisumarmo : (kode SOC, dulu bernama "Panasan",
terletak 14 kilometer di sebelah utara kota Solo. Secara administratif banda
udara ini terletak di luar batas kota Solo, tepatnya di perbatasan Kabupaten
Karanganyar dan Boyolali. Bandara ini terhubung ke Jakarta (8 penerbangan
sehari), Kuala Lumpur, dan Singapura, serta Arab Saudi (pada musim haji). Waktu
tempuh perjalanan udara dengan Jakarta berlangsung sekitar satu jam. Beberapa
operator penerbangan yang melayani rute dari/ke kota Solo antara lain Garuda
Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, Batavia Air,Air Asia, Silk Air, dll.
Bandara Adisumarmo juga menjadi pusat pemberangkatan dan penerimaan haji dari
Asrama Haji Donohudan Boyolali Indonesia.